Minggu, 19 Juli 2020

Forum Pemerhati Petani Butta Toa Bantaeng Gelar Diskusi Terkait Kelangkaan Pupuk Bersubsidi Akhir - Akhir Ini

Tags


BN.Online Bantaeng, - Kelangkaan Pupuk bersubsidi yang telah dirasakan petani yang ada di kabupaten bantaeng, kini terasa di 3 Zona, Zona pertama Bissappu, Uluere Sinoa, Zona kedua Bantaeng dan Eremerasa, Zona Ketiga Tompobulu, Gantarangkeke, Pa'jukukang 

Sebagaimana yang dirasakan para petani di Kabupaten Bantaeng akhir -  akhir ini, dimana keluhan atas kelangkaan pupuk subsidi Jenis Urea tak didapatkan di tingkat pengecer. 

Hal ini membuat yang  Forum Pemerhati Petani Butta Toa (FP2BT) menyusun langkah dan strategi dalam memperjuangkan nasib kaum tani di Kabupaten Bantaeng, dengan mengelar musyawarah dan diskusi di Rumah Ruhaedi Hasan (Edhy Bidik Nasional ) bersama Anggota FP2BT di sekretariat Jl.pahlawan Kec.Bissappu, Sabtu Malam  18 Juli 2020, pukul 19.30 Wita. 

Dalam mengawali diskusi ini, Ketua FP2BT, Jamaluddin Jamal mengatakan, "terbentuknya sekertariat Forum Pemerhati Petani Butta Toa sebagai wadah silatuhrahmi sesama anggota sekaligus untuk menyatukan presepsi dan pikiran dalam memperjuangkan hak-hak para kaum tani di Kabupaten Bantaeng yang bejuluk Butta Toa ini". Ucap Jamal Gonrong sapaan akrabnya. 


"Kita hadir untuk silatuhrahmi,   sekaligus membahas polemik kelangkaan pupuk bersubsidi dimana hal ini membuat petani kita gelisah dan kalang kabut untuk mendapatkan pupuk yang bersubsidi".Lanjut Ketua FP2BT dalam diskusinya ini. 

"Jenis Urea dengan harga yang mereka rasakan cukup mahal seharga 130.000 - 150.000 per Zak, yang dimana seharusnya pupuk subsidi hanya 1.800/ (kg) untuk Urea  harga Het 90.000/zak". Lanjut dia nya

"Dimana yang seharus hadir digarda terdepan untuk memperjuangkan dan berperan penting adalah Kotak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan DPRD sebagai wakil rakyat untuk mengobati penyakit tahunan yang diderita petani kita di Bantaeng".Terang Jamaluddin Jamal. 

Menurut Jamaluddin Jamal, "kami pernah koordinasi dengan pihak terkait khususnya DPRD Kabupaten Bantaeng dan distributor pupuk dan KP3 melalui jajak pendapat di DPRD beberapa waktu lalu, sepertinya tak membuahkan hasil yang signifikan". Jelasnya. 

Lain halnya dengan  Aldi Naba dalam diskusi malam ini menurutnya, "kegelisahan yang dirasakan petani saat ini, tak lepas dari bobroknya pengawasan yang dilakukan KP3 dinama terdapat beberapa Kios atau toko yang menjual pupuk bersubsidi diatas harga Het, sementara ditingkat pengecer resmi tak ada sama sekali". Terang Aldi Naba. 

Aldi Naba menambahkan kembali, "Ini menandakan distribusi pupuk bersubsidi kepetani tidak merata dan cenderung diduga dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk meraut keuntungan,"Kesalnya. 

"Petani adalah ujung tombak Negara kita dan pemeritah harus hadir dalam memenuhi ketersedian pangan olehnya itu diperlukan komitmen Pemerintah Kabupaten Bantaeng",Bebernya. 

Dalam hal jaminan ketersedian benih, pupuk dan obat-obatan tentunya dengan menghadirkan alternatif lain, sehingga petani tidak bergantung pada pupuk subsidi semata". tegasnya. 


Sementara koordinator Ketua I FP2BT Aidil Adha berharap agar pihak terkait khususnya Distan dan Bupati Bantaeng serius dalam menangani kelangkaan pupuk bersubsidi dan relokasi ke II (dua) pupuk bersubsidi dinas pertanian Kabupaten Bantaeng pada 29 Mei 2020 patut dipertanyakan.

Seharus kelangkaan pupuk tidak terjadi karna sebenarnya pemakaian petani saat ini sudah banyak yang lewat, bahakan sudah ada yang mau panen khususnya jagung,

walaupun masih ada beberapa wilayah di beberapa kecamatan khususnya daerah persawahan dan hortikultura yang membutuhkan namun jumlah tidak terlalu banyak.

"Dan ini yang sangat disayangkan dimana janji Bupati Bantaeng dalam hal ketersedian benih, pupuk dan asuransi pertanian adalah poin penting dalam program pembangunan yang tertuang dalam visi-misi beliau"tegasnya. 


"Saya bukan petani tapi makanan diatas meja ini adalah hasil dari petani jadi patutlah kita hargai petani dan memperjuangkan hak petani kita". Terang Aidil Adha sembari menunjuk hidangan diatas meja.

Sontak saja seluruh Anggota FP2BT menyatakan sikap untuk melakukan Aksi ujuk rasa, menyampaikan aspirasi petani yang rencana akan digelar selasa 21 Juli 2020. di DPRD dan Kantor Bupati Bantaeng.

"Dan mendesak pihak terkait untuk mengambil langkah kongkrit dalam menjamin ketersedian pupuk bersubsidi di Kabupaten Bantaeng yang terkenal dengan bebagai komoditas pertaniannya".tutupnya. 

Editor |BN.Online Sul Sel |Edhy