Sabtu, 01 Agustus 2020

SMPN 22 Makassar Berikan Solusi Bagi Siswa Dalam Menemukan Strategi Belajar Efektif, Simak Penjelasannya!

Hj Salmah, S. Pd, M. Pd Selaku Kepala SMPN 22 Makassar

BN Online, Makassar---SMP Negeri 22 Makassar, dengan jumlah siswa sekitar 254 orang, bukanlah suatu hal yang mudah untuk mendidik siswa yang memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda. Hj Salmah, S. Pd, M. Pd, selaku kepala sekolah berinovasi dan membentuk kelas pemulihan untuk anak yang belum menemukan strategis belajar yang baik.

Kepsek SMP Negeri 22 Makassar, Hj. Salmah, S. Pd, M. Pd memberikan keterangan terkait program-program pembelajaran efektif dalam menangani siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan bergaul dilingkungan sekolah.

Saat di konfirmasi disekolahnya, Hj. Salmah menjelaskan kepada awak media ini,” Kami di SMPN 22 Makassar membentuk kelas pemulihan di mana semua siswa yang belum menemukan cara belajar yang baik kita tampung di kelas pemulihan itu.

Dan di sini kita tidak mengenal siswa yang  tinggal kelas, karena yang kami ajarkan di kelas pemulihan itu disamping pelajaran umum, kami lebih menekankan kepada pendidikan karakter (character buliding), bagaimana siswa dapat memahami diri dan lingkungannnya, bagaimana ketika siswa tidak sukses dalam belajar yang berdampak pada masa depannya itu yang kita bina dalam kelas pemulihan ini.

“Sambungnya, Hj. Salmah, setelah dari kelas pemulihan sebenarnya banyak siswa yang pintar namun belum menemukan strategi belajar yang baik, jadi kami tekankan di sini keburukannya bagaimana menyelesaikan persoalan-persoalan siswa yang bermasalah tekait dengan pembelajarannya, bahkan siswa yang bermasalah kami dekati dengan melibatkan orang tuanya bagaimana program menjagai anaknya.

Lebih jauh, ungkapnya Hj. Salmah,” kesuksesan anak kita ini tentu tidak terlepas dari peran orang tuanya, di sekolah hanya berapa jam yang terbanyak adalah pengaruh dari orang tuanya dalam hal mendidik.

“Jadi anak yang malas ke sekolah, bermasalah dengan gurunya kita tampung di kelas pemulihan ini dan ternyata banyak kami temukan dalam kelas pemulihan itu paling banyak penyebabnya anak sedikit bermasalah karena faktor orang tuanya yang broken home (pisah), terkadang kalau kita tidak tahu sering kali guru menjustice anak itu nakal, padahal kita sebagai guru bukan saja mentransfer ilmu tapi juga harus mendidik. Olehnya itu pendidik harus tahu ada apa dengan siswa saya ini, mengapa seperti itu” urai salmah.

Selain itu, inilah tugas dan tanggung jawab seorang pendidik, guru dituntut untuk tahu pribadi siswa, apa yang terjadi di rumahnya, tinggal dengan siapa, bagaiamana kelas ekonominya, kehidupan orang tuanya,” sambungnya.

Bahkan baru-baru ini ada siswa kami di kelas 9 suka tawuran di luar bahkan hampir masuk ke dunia narkoba. Kita rangkul dia, dibina oleh komite sekolah diberikan mutivasi, Alhamdulillah langsung berubah dan siswa tersebut berhasil menyelesaiakan pendidikan di sini dengan baik,” tutup Hj. Salmah.


Editor : | BN Online | Dny