Minggu, 05 Juni 2022

164 spesies tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Gayo ditemukan di Mude Nosar Kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah.

Tags

164 spesies tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Gayo ditemukan di Mude Nosar Kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah.
BN Online ; Aceh Tengah “Setelah dilakukan perhitungan, ditemukan 25 tumbuhan pangan penting bagi masyarakat Gayo berdasarkan Smith’s Salience Index. Penilaian dilihat dari reaksi, daya ingat, dan penguasaan terhadap tumbungan pangan tersebut,” kata Ivana Joy Pauline Pangaribuan, mahasiswi Magister Konservasi Biodiversitas Tropika Institut Pertanian Bogor (IPB) yang jadi pembicara Bincang Kuliner Pusat Kajian Kebudayaan Gayo, Jumat malam (3/6/2022). 

Ivana Joy Pauline Pangaribuan melakukan penelitian tentang kuliner Gayo di Kampung Mude Nosar Kabupaten Aceh Tengah, di bawah bimbingan Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc. dan Dr. Syafitri Hidayati, S.Hut., M.Si. 25 tanaman pangan penting itu, ungkap Ivana Joy Pauline Pangaribuan, yaitu jepang, lasun ilang, kupi, lede pentek, kuning, petukel, kancang ranting, lasun putih, gadung, gantang, gegarang, asam Jantar, lengkues, rukut, tomat, empan, bing (putih), kacang ilang, asam Jantar, sere, kacang koro, sawi, pokat, asam kuyun, dan keloang. “88% masyarakat Mude Nosar membudidayakan tumbuhan pangan tersebut dan 12% beli. Keuntungan budidaya dapat meningkatkan kualitas ketersediaan bahan pangan. Stok pemenuhan nutrisinya juga tersedia,” sebutnya. 

Menurut alumnus Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB itu, gegarang dan empan menarik dilihat lebih dalam, karena sulit ditemukan di luar Aceh dan bergantung pada tempat dan kondisi tumbuh yang spesifik. Di samping itu, tidak semua daerah bisa tumbuh gegarang dan empan, dan spesifik hanya ditemukan di daerah Sumatera. 

“Empan (andaliman) terkenal jadi bahan otentik dalam pemenuhan masakan tradisional. Pas menyembut empan atau andaliman, kita langsung teringat salah satu masakan khas Batak, arsik yang menggunakan andaliman. Dari bahan masakan tradisional ini bisa menunjukkan identitas suatu kelompok masyarakat adat. Termasuk, penggunaaan empan dalam masakan tradisional Gayo. Ini menunjukkan identitas,” tegas peraih Digital Entrepreneurship Academy Talent Scholarship Tahun 2021 Kementerian Komunikasi dan Informasi tersebut.

Pusat Kajian Kebudayan Gayo menggelar kegiatan daring ke-15 melalui Zoom Meeting, dengan moderator Yusradi Usman al-Gayoni (penulis buku “Ekolinguistik”), Master of Ceremony (MC) mahasiswi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Nursyifa Aprilisa, dan diisi dengan pertunjukkan suling (seruling) Gayo oleh pesuling Gayo yang tidak asing lagi di Jabodetabek, Gemuruh Alam.

Penulis : Aharuddin
Editor    : Riga Irawan Toni