Sabtu | 22 April 2017 | 14:00 | wita
PT.Bidik Nasional Pers & Lsm BIDIK-SIB turut berduka cita atas meninggalnya Drs.H.Supomo Guntur, MM,
BN Online.Makassar–Inna lillahi wainna ilaihi roji’un …. Dari hati kami yang paling dalam, kami dan keluarga besar PT.Bidik Nasional Pers & Lsm BIDIK-SIB turut berduka cita atas meninggalnya Drs.H.Supomo Guntur, MM, semoga Allah menempatkannya ditempat yang paling indah bersama orang-orang yang beriman, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dalam menerima cobaan ini.Aamiin.
Mantan Wakil Walikota Makassar, Supomo Guntur alias (Karaeng Sewang), meninggal dunia di RS Bayangkhara Makassar, Sabtu (22/4/2017) siang, hingga berita ini kami turunkan, jenazah almarhum saat ini berada di rumah kediaman jalan Dg.Tata I Blok V No 6. Pria kelahiran Jeneponto 13 Desember 1954 ini, semasa hidup dikenal sebagai birokrat yang tegas.
Adapun riwayat hidup perlu kami sampaikan mengenai Drs.H.Supomo Guntur, MM, yang juga akrab dipanggil Karaeng Sewang, dilahirkan pada tanggal 13 Desember 1954 dari sebuah keluarga petani yang sederhana, di sebuah desa kecil, Jeneponto. Desa itu berada dalam wilayah Kecamatan Binamu. Ayahnya bernama Alm.H.Maggunturang, sedang ibunya bernama Alm.Hj.Yada, Alm.H.Maggunturang selama hidupnya, selain sebagai petani, dia juga menjabat Kepala Desa. Rakyatnya sangat menghormati Maggunturang, karena kebijakan dan kesederhanaanya dalam memimpin desanya.
Kemudian pada suatu waktu, Supomo Guntur yang baru tiga tahun jadi PNS di Kantor Gubenur Sulsel, diangkat jadi Camat Binamu. Dia praktis membawahi ayahnya sendiri yang saat itu masih menjabat Kepala Desa. Sebuah fakta sejarah yang jarang terjadi.
Tentang Nama Supomo Guntur
Terhadap Supomo Guntur, banyak yang mempertanyakan asal-usulnya. Ini disebabkan karena namanya yang mirip-mirip orang Jawa. Ketika dulu dia maju mencalonkan diri jadi Wakil Walikota Makassar mendampingi Ilham Arief Sirajuddin (IASmo), sejumlah warga Jawa yang bermukim di Makassar, bertanya-tanya, betulkah Supomo Guntur adalah orang Jawa? Dan bila dia orang Jawa, dia berasal dari Jawa mana?.
Masalahnya adalah, sebab pada musim kanpanye Pilwali Makassar pada tahun 2008 tersebut, tidak jarang muncul kelakar bila sedang berada di tengah-tengah warga Jawa, bahwa Supomo Guntur ini adalah orang Jawa. Dan ternyata banyak warga Jawa yang percaya pada saat itu.
Betulkah Wakil Walikota Makassar ini adalah orang Jawa? Supomo Guntur pun menjawab:
"Saya adalah suku Makassar asli, kelahiran Jeneponto. Namun saya sangat menghormati semua suku yang ada, termasuk suku Jawa "
Lantas bagaimana jalan ceritanya sehingga mendapatkan nama Supomo Guntur? Kisahnya begini: Ketika bayi Supomo dilahirkan pada tanggal 13 Desember 1954, beberapa hari kemudian datang seorang pamannya dari Makassar, yakni Kr Ero, yang bersekolah di SMA 1 Makassar. Dia lalu memberi saya nama Supomo. Kr Ero, yang belakangan kemudian menjadi bapak mertua Supomo ini, terinspirasi dengan sebuah buku Hukum Tata Negara yang ditulis oleh Prof Dr Soepomo.
Soepomo adalah orang Jawa yang ahli hukum tata negara. Dan karena nama ayah Supomo adalah H.Maggunturang, maka namanya pun menjadi Supomo GUNTUR - Mengapa Maggunturang disingkat menjadi Guntur di belakang nama Supomo? Hal ini terinspirasi pula dengan nama Guntur Soekarno Putra. Umpan pada zaman itu, Indonesia sedang berada di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno; maka nama H.Maggunturang disingkat saja menjadi Guntur. Dan orang tua Supomo Guntur beserta keluarga lainnya, bangga dengan nama Supomo Guntur.
Hal ini juga merupakan sinyal bahwa keluarga Supomo Guntur sangat menghormati suku lain dengan menggunakan nama mereka.
Sebuah nama memang sangat penting, tapi yang lebih penting adalah menjaga citranya. Maka pencitraan nama itulah yang oleh Supomo Guntur dijaga betul sepanjang hidupnya ... Insya Allah ya Karaeng?
Tegas Tapi Baik Hati, Suka Bersedekah
Supomo Guntur selama kariernya di pemerintahan sampai mencapai jabatan Wakil Walikota Makassar, sangat dikenal oleh bawahannya sebagai pemimpin yang tegas. Namun banyak yang menyangka bila ketegasannya itu adalah sesuatu yang keras, padahal sesungguhnya tidak. Memang bila bicara, suara Supomo selalu terkesan tempramen, selalu terdengar marah.
Padahal memang suaranya yang keras, apalagi bila dia agak tegang dalam menghadapi masalah. Jadi bila dia menegur bawahan, akan selalu terkesan bahwa sedang marah. Padahal sesungguhnya tidak. Hanya suaranya yang sering terdengar besar dan tegas.
Nanti bila dia marah betul, baru akan terlihat dia mengamuk. Namun demikian, Supomo Guntur paling anti kekerasan, meskipun mengamuk, tapi secara fisik dia akan menghindarinya. Prinsip Supomo Guntur dalam berinteraksi dengan masyarakat di sekitarnya, terlebih kepada bawahannya, harus senantiasa terjaga silaturrahmi yang selalu baik dan harmonis.
Maka itulah, bila Supomo Guntur marah kepada bawahannya, maka dalam waktu singkat pula bawahan yang dia marahi itu akan segera dia panggil, dan kebanyakan langsung dikasi uang.
Karena itulah di kalangan bawahannya, sejak jadi Camat sampai jadi Wakil Walikota, kebiasaan seperti itu tetap bertahan. Bawahannya yang sudah paham betul karakter Supomo, malah lebih senang dapat marah, karena itu pertanda akan dapat sedekah dari Supomo.
Bila tiba pada hari Jumat, dimana besoknya akan libur kantoran, Supomo Guntur akan selalu menyiapkan sedekah akhir pekan kepada segenap stafnya, sejumlah teman-temannya yang pantas disedekahi, sampai para para anggota Satpol PP yang banyak bertugas di Balaikota.
"Kenapa Karaeng begitu rajin membagi-bagi uang. Padahal uang itu adalah honor. Mengapa tidak dikumpulkan-kumpul saja, dan cukup bersedekah sewaktu-waktu ", demikian pertanyaan seorang wartawan yang cukup dekat dengan Supomo Guntur.
Jawab Supomo: "Ahhh uang itu biar dimana habis ji, maka lebih baik disedekahkan terutama kepada yang membutuhkan. Allah swt akan melipatgandakan rezeki bagi orang suka bersedekah terutama kepada yang sangat membutuhkan "
Bila Supomo Guntur datang shalat Jumat atau tarwih di Mesjid dan membawa bantuan Pemkot untuk pembangunan mesjid, maka selain uang bantuan pemerintah, Supomo juga selalu menambahkannya dengan sumbangan pribadi antara 1 sampai 2,5 juta rupiah. Ini mulai dilakukannya sejak dia menjabat Wakil Walikota.
Cerita dari para tetangga Supomo Guntur di bilangan Jl.Daeng Tata Makassar, bahwa sepanjang pengalamannya bertetangga dengan Supomo Guntur, apa dia diundang atau tidak, pasti dia akan datang bila ada acara. Dan pasti ada sumbangan yang diserahkan. Terlebih bila ada tetangga yang kematian, pasti Supomo dan keluarganya yang cepat turun tangan membantu terutama dari segi finansial.
Karier Supomo Guntur:
1. Kasubag Perencanaan Biro Perekonomian Tk.Sulsel - 1982
2. Kasubag Program & Pengemb Perhubungan Biro Perekonomian Tk.I Sulsel - 1982
3. Camat Binamu, Kab. Jenepponto - 1983-1988
4. Camat Tallo, Kotamadya Ujungpandang - 1988-1992
5. Camat Makassar, Kotamadya Makassar - 1992-1994
6. Asisten III Bidang Administrasi & Keuangan di Pemda Ujungpandang - 1994-1998
7. Kepala Biro Kepagawaian Tk.I Sulsel - 1998-2002
8. Sekretaris Daerah Kota Makassar - 2002-2008
9. Wakil Walikota Makassar - 2009-2014
Pendidikan:
1. SD Negeri Jeneponto, 1965
2. SMP Negeri Jeneponto, 1968
3. SMA Negeri 1 Makassar, 1971
4. Fakultas Ekonomi Unhas, 1978
5. Suspim Pemdagri, Bandung, 1993
6. Spamen, Jakarta, 2000
Isteri: Hj.Rahmi Supomo (Karaeng Caya)
anak:
1. Sri Wahyuni SG (Lahir 28 Pebruari 1980)
2. Sulyadi Putra SG (Lahir 19 Mei 1985)
3. Sri Aryanti SG (Lahir 12 Maret 1988)
4. Suriyanti SG (Lahir 7 November 1997)
Organisasai, antara lain:
1. Manajer Senat Mahasiswa Fak Ekonomi Unhas, 1974-1978
2. Ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa Turatea (HPMT) Kab Jeneponto, 1976-1978
3. Wakil Ketua Ampi Kab Jeneponto, 1984-1989
4. Sekretaris MKGR Kab Jeneponto , 1989-1994
5. Wakil Ketua DPD Ampi Sulsel, 1989-1994
6. Ketua DPD Gabungan Pemuda Pembangunan Indonesia (GPPI) Sulsel, 1991-1996
7. Ketua DPD Partai Golkar Kota Makassar, 2011-sekarang
Kinerja, antara lain:
1. Camat Teladan V Tkt Sulsel, 1991
2. Lencana Pancawarsa II, 1991
3. Satya Lencana Karya Satya 20 Tahun dari Presiden RI, 2005.(*)