Selasa, 26 Juli 2022

LK Ara Pembicara 10 Sastra Lisan Gayo Pusat Kajian Kebudayaan Gayo.

Tags

LK Ara Pembicara 10 Sastra Lisan Gayo Pusat Kajian Kebudayaan Gayo.
BN Online ; Aceh Tengah-Seniman gaek LK Ara narasumberi Bincang Sastra Lisan Gayo Pusat Kajian Kebudayaan Gayo. "Pak LK Ara akan menyampaikan gambaran umum sastra lisan Gayo. Sejak akhir tahun 1960-an, beliau sudah mulai mendokumentasikan sastra lisan Gayo. Juga, aktif berpuisi, terlibat dalam dunia teater, media, menulis 100-an judul buku, dan mengenalkan ceh didong Gayo ke ibu kota.  Bahkan, menginjak usia 85 tahun, beliau masih produktif menulis puisi di media sosial dan jadi YouTuber. Beliau juga mendapat berbagai penghargaan atas karya, dedikasi, dan konsistensinya dalam dunia sastra dan budaya. Terakhir, beliau menerima penghargaan prestisius Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 2019," kata Yusradi Usman al-Gayoni, Ketua Pusat Kajian Kebudayaan Gayo, Selasa (26/7/2022)

Dalam paparannya, lanjut Yusradi, L.K. Ara akan ditemani istri, Hidayah, yang juga seorang seniman. "Di Gayo, Ibu Hidayah dikenal sebagai seorang penyenandung sebuku (seni meratap) bersuara merdu, sempat aktif didong banan, mantan kariah, dan saat ini bergabung dalam kelompok Marawis “band tepuk” Al Falah. Biar peserta lebih mudah memahami tentang sastra lisan Gayo saat Pak L.K. Ara menyampaikan pemaparannya, terutama generasi muda Gayo dan peserta yang nongayo,” sebut Yusradi.  

Berbicara sastra lisan, ungkap Yusradi, orang Gayo memiliki sepuluh sastra lisan, di antaranya didong, kekeberen, kekitiken, melengkan, pantun, peribahasa, saer, sebuku, tep onem, dan ure-ure. “Kesepuluh sastra lisan ini yang akan dibincangkan dalam bincang ke-24 Pusat Kajian Kebudayaan Gayo malam ini. Setelah itu, baru dibahas setiap sastra lisan Gayo secara komprehensif dan mendalam,” kata Yusradi.

Dalam perbincangan Pusat Kajian Kebudayaan Gayo sebelumnya, aku Yusradi, sempat dibahas dua kali tentang didong, didong urban, didong Gayo Transjakarta dan didong tradisional dengan kelop (kelompok didong) Musara Bintang dan ceh legendarisnya Djamaludin Meri atau lebih dikenal dengan Udin Musara. Termasuk, kekeberen (mendogeng, bercerita). 

“Setelah bincang ini, baru dibahas tentang kekitiken, melengkan, pantun, peribahasa, saer, sebuku, tep onem, dan ure-ure. Termasuk, hasil-hasil penelitian tentang kesepuluh sastra lisan tadi,” sebut Konsultan Kajian Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) Pengelolaan dan Pelestarian Warisan Budaya Dataran Tinggi Gayo-Alas (Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Gayo Lues, dan Bener Meriah) Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI (2019) tersebut. 

Bincang Sastra Lisan Gayo akan diadakan secara daring, Selasa malam (26/7/2022), mulai pukul 19:30 WIB dan bisa diikuti melalui tautan Zoom Meeting
https://us02web.zoom.us/j/81730848941?pwd=a2p0R05ON2dSVUtmV3RlRTdSUldidz09, Meeting ID: 817 3084 8941, dan Passcode: 764770, dengan narasumber L. K. Ara, dimoderatori langsung oleh Ketua Pusat Kajian Kebudayaan Gayo Yusradi Usman al-Gayoni, dan MC Illyin Sari Nate, mahasiswi Ilmu Pemerintahan Universitas Syiah Kuala (USK).

Penulis : Aharuddin.
Editor    : Riga Irawan Toni