Senin, 07 Juli 2025

Pedagang Pasar Cekkeng Kasuara Tolak Relokasi ke Pasar Sentral Bulukumba




BN Online Bulukumba, -- Pemerintah Kabupaten Bulukumba melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian secara resmi mengeluarkan surat pemindahan Pasar Cekkeng Kasuara, yang terletak di Kelurahan Tanah Kongkong, Kecamatan Ujung Bulu, namun rencana pemindahan pasar tersebut ditolak keras oleh sejumlah pedagang.

Keputusan ini tertuang dalam surat dengan nomor 264/Dagprin-Dag/VI/2025 dan ditujukan kepada Kepala Lingkungan Kasuara. Dalam isi surat dijelaskan bahwa Pasar Cekkeng Kasuara dianggap tidak memenuhi standar minimal sebagai lokasi pasar. Di antara pertimbangan tersebut adalah luas area pasar yang tidak mencukupi serta ketiadaan fasilitas pendukung seperti lahan parkir.

Pemerintah daerah menilai bahwa kondisi pasar tersebut sudah tidak layak lagi untuk dijadikan pusat aktivitas jual beli. Oleh karena itu, relokasi ke tempat yang lebih representatif dinilai sebagai langkah yang perlu diambil untuk mendukung ketertiban dan kenyamanan pedagang maupun pembeli.

Sebagai solusi atas pemindahan tersebut, Dinas Perdagangan dan Perindustrian telah menyiapkan lokasi pengganti yaitu di Pasar Sentral Bulukumba. Lokasi baru itu dinyatakan sudah siap digunakan dan telah disediakan tempat bagi seluruh pedagang terdampak. 

Dalam pelaksanaannya, para pedagang hanya akan dikenakan retribusi harian sebesar Rp5.000. Pemerintah juga menegaskan bahwa terhitung mulai hari Senin, 7 Juli 2025, tidak diperbolehkan lagi adanya aktivitas jual beli di Pasar Cekkeng Kasuara.

Kebijakan ini memicu berbagai reaksi, khususnya dari para pedagang yang selama ini menggantungkan hidupnya di pasar tersebut. Salah satu pedagang, Nurmaeni, secara tegas menyatakan penolakannya terhadap rencana pemindahan itu.

“Harapan saya sebagai pemilik lahan Pasar Cekkeng Kasuara, saya dan semua pedagang yang ada di Pasar Cekkeng Kasuara menolak keras untuk dipindahkan ke Pasar Sentral pak, karena jujur kami sudah 40 tahun bersama Pasar Cekkeng Kasuara, dan selama ini di sinilih kami bersama pedagang yang lainnya mengais rezeki demi melangsungkan hidup anak-anak kami yang masih ada di jenjang pendidikan yang masih butuh biaya,” ujar Nurmaeni, Minggu, 6 Juli 2025.

Lebih lanjut, Nurmaeni mengungkapkan kekhawatirannya atas potensi penurunan penghasilan yang bisa terjadi jika mereka dipindahkan ke lokasi baru.

“Otomatis akan menurun karena pelanggan kami juga otomatis sudah berpikir kalau di Pasar Cekkeng Kasuara sudah punya uang 50 ribu itu sudah lengkap, sudah dapat beli lauknya, sudah ada berasnya, sudah ada sayurnya dan lain-lain, tetapi kalau di sentral belum tentu karena mana sewa bentor, sewa mobilnya sudah 10 ribu pergi pulang juga begitu otomatis uang yang 30 ribu cuma dapat ikan saja, sementara kalau di Cekkeng Kasuara becak cuma 5000 bahkan ada juga yang cuma jalan kaki,” lanjutnya.

Menurutnya, kondisi ekonomi mereka tidak akan serta-merta membaik hanya karena berpindah lokasi. Ia menekankan bahwa penghasilan yang mereka peroleh di Pasar Cekkeng Kasuara belum tentu bisa mereka dapatkan jika berjualan di Pasar Sentral.

“Jujur, saya mengatakan belum tentu penghasilan kami yang sehari-harinya di sini akan sama dengan di Pasar Sentral,” tuturnya.

Menutup keterangannya, Nurmaeni menyampaikan bahwa para pedagang tetap berkomitmen untuk bertahan di lokasi lama meskipun pemindahan tersebut terus didorong oleh pihak pemerintah.

“Kalau tetap dipaksakan kami dan seluruh pedagang yang ada di Pasar Cekkeng Kasuara tetap bersih keras tinggal menjual juga di pasar kami ini,” tutupnya.

Penolakan ini menjadi sinyal bahwa proses relokasi belum sepenuhnya diterima masyarakat. Diperlukan dialog antara pemerintah daerah dan para pedagang agar solusi yang diambil tetap mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi masyarakat terdampak.

Penulis : Kamaluddin Kr.Tompo

News Of This Week