Turut hadir dalam kegiatan ini Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bantaeng, Syamsir, unsur Forkopimda atau yang mewakili, para kepala OPD, camat, lurah, serta kepala desa se-Kabupaten Bantaeng dan para Tokoh masyarakat kabupaten Bantaeng.
Library Pop Up Fest yang telah berlangsung selama tiga hari ini menghadirkan berbagai kegiatan edukatif dan hiburan kreatif. Di antaranya pameran karya literasi, gelar wicara bersama narasumber inspiratif, penampilan seni dan budaya, donor darah dan pemeriksaan kesehatan gratis, serta bazar murah dan UMKM lokal.
“Saya sangat mengapresiasi seluruh panitia dan jajaran Dinas Perpustakaan. Kegiatan ini luar biasa penting karena literasi harus ditumbuhkan sejak dini. Literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis, tetapi juga melatih berpikir kritis dan kreatif,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa meski pada tahun 2025 banyak anggaran daerah yang mengalami penyesuaian anggaran dari pemerintah pusat, namun anggaran kegiatan literasi tetap mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah karena dianggap strategis untuk pembangunan sumber daya manusia.
“Kegiatan seperti ini perlu terus ditingkatkan. Kalau bisa, dilaksanakan dua sampai tiga kali dalam setahun, agar semangat literasi anak-anak semakin tumbuh,” tambahnya.
Selain itu, juga dilakukan serah terima buku hasil Bimtek Penulisan Berbasis Budaya Lokal, yang diserahkan langsung oleh Bupati Bantaeng didampingi Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab.Bantaeng yang mana dihadiri oleh unsur Forkopimda, para Kepala OPD, Putri Fatimah Nurdin, serta para tokoh literasi Bantaeng.
Dengan berakhirnya Library Pop Up Fest 2025 yang ditandai dengan pertunjukan kembang api , diharapkan semangat literasi di Kabupaten Bantaeng terus tumbuh dan menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat menuju “Bantaeng yang cerdas, kreatif, dan berbudaya literasi.”
