Penerimaan kajian tersebut dilakukan di dalam Mesjid At-Taubah Rutan Bantaeng, didampingi Petugas Blok Wanita yang bertugas.
Kegiatan tersebut berhasil diwujudkan berkat koordinasi dan kerja sama yang terjalin antar Rutan Bantaeng dan Kementerian Agama Kab. Bantaeng yang ingin mewujudkan Warga Binaan Wanita menjadi pribadi muslimah yang lebih baik.
“Kami ingin memberi kesan bahwa penjara bukan hanya tempat yang dijadikan untuk menjalani masa hukuman, tapi juga menjadi tempat untuk mereka bisa mengenali diri sendiri melalui berbagai kegiatan keagamaan, sampai menjadi pribadi muslim dan muslimah yang lebih baik”, Terang Ince yang menyempatkan diri untuk mengawasi kegiatan tersebut secara langsung.
Terkait waktu ‘khusus’ yang sengaja diberikan untuk warga binaan wanita, Karutan Bantaeng tersebut berharap agar WBP Wanita bisa lebih fokus dan mudah dalam menerima ilmu akidah akhlak dan tajwid
“Jadwal tadarrus bersama biasanya dilakukan di pagi hari oleh seluruh warga binaan Pria didalam mesjid dan tidak mungkin jika digabungkan dengan penghuni Blok Wanita, maka diberikanlah waktu ‘khusus’ tersebut”, Jelasnya.
Salah seorang staf pengajar dari Kementerian Agama Kabupaten Bantaeng, Hj, Muriati mengaku terkejut dengan kemampuan yang dimiliki oleh WBP Wanita dalam menyerap materi, utamanya hal Ilmu Tajwid dan Baca Alqur’an
“Ada beberapa dari mereka yang awalnya sama sekali tidak mengenal huruf hijaiyyah, namun beberapa minggu kedepan, ada yang sudah naik ke Iqra tingkat 3 – 5, hal ini membuktikan bahwa penjara tidak menjadi batasan bagi mereka untuk belajar dan menjadi pribadi yang lebih baik”, Terang Hj. Muriati.
“Saya masuk ke dalam Rutan sejak Tahun 2020, Alhamdulillah sekarang sudah 3 kali tamat baca Alqur’an”, Ungkap salah seorang warga binaan wanita saat dimintai keterangan terkait hasil dari pembelajaran tersebut.
Editor: Edhy Bidik Nasional
