Rabu, 26 Oktober 2022

Antisifasi Kepunahan Bahasa Gayo,Hasrin Z Bersah Terbitkan Buku Tengkeh Gayo.

Tags

Antisifasi Kepunahan Bahasa Gayo,Hasrin Z Bersah Terbitkan Buku Tengkeh Gayo.
BN Online ; Aceh Tengah-Buku “Peri Berabun: Kumpulan Tengkeh Gayo” karya Hasrin Z Bersah dibedah dalam bincang buku yang digelar Mahara Publishing. “Menulis tengkeh ini sebetulnya sudah mulai sebelum tahun 2013. Diposting di laman Facebook mulai tahun 2013. Menurun dari alm Bapak, di mana alm Bapak bisa melengkan. Tapi, saya tidak bisa melengkan,” kata Hasrin Z Bersah mengawali paparannya dalam Bincang Buku Mahara Publishing yang digelar terbuka melalui Zoom Meeting, Senin malam (24/10/2022). 


Dalam bincang buku yang dimoderatori langsung oleh Direktur Mahara Publishing, Yusradi Usman al-Gayoni itu, Hasrin, mengungkapkan, dari tahun 2013 sampai 2019, sesuai isi buku yang sudah diterbikan, ada 164 judul tengkeh yang dibuatnya. “Sambil duduk, pas sendiri atau duduk bareng, ada yang terlintas, terpikir, nggak bisa disampaikan secara lisan, kemudian saya tulis. Kebanyakan nggak bisa disampaikan secara lisan. Daripada hilang begitu saja, lebih baik ditulis,” sebut Hasrin. 


Diakui Hasrin, baru mengetahui tengkeh setelah betengkeh bareng teman-temannya di laman Facebook. Salah satunya, Bahtiar Gayo. “Apa sebetulnya tengkeh. Saya sebatas menulis, yang ditanya, yang didengar, yang dirasakan, lalu ditulis. Menurut teman-temannya sasama penengkeh, itulah tengkeh. Saya sempat mencari beberapa referensi. Ada, tapi tidak mendetail. Termasuk, dalam buku Sastra Lisan Gayo. Di situ, malah tidak tertulis tengkeh, tapi tetengkeh, merupakan sebagian dari saer atau puisi berbahasa Gayo,” beber Hasrin. 


Di sisi lain, Hasrin menemukan, bahwa tengkeh merupakan berbalas pantun. “Di laman Facebook, kami memang biasa berbalas tengkeh. Dalam perkembangannya, kurang yang membalas. Tapi, tetap saya tulis dan posting. Mengingat kita sebagai orang Gayo, mesti bisa berbahasa Gayo, biar bahasa Gayo tidak punah, makanya tengkeh ini ditulis dengan menggunakan bahasa Gayo,” kata Hasrin terkait penulisan dan penerbitkan buku “Peri Berabun: Kumpulan Tengkeh Gayo,” yang juga didorong atas kepeduliannya terhadap pelestarian dan pewarisan bahasa Gayo kepada generasi Gayo mendatang. 


Bincang buku “Peri Berabun: Kumpulan Tengkeh Gayo” diikuti sejumlah guru, akademisi, penulis, dan tokoh masyarakat Gayo dari sejumlah daerah di Indonesia. Termasuk, akademisi Universitas Gajah Putih (UGP) Sabirin, Kepala Bandara Maimun Saleh Sabang Yan Budianto, penyair sekaligus penyair nasional asal Gayo Fikar W Eda, dan tokoh masyarakat Gayo Bandung Rajaminsyah. 


Hasrin Z Bersah lahir di Timang Gajah, 3 Februari 1977. Anak dari Adrian Bersah dan Murnam Dewi. Hasrin menyelesaikan pendidikan dasarnya di SD Negeri Timang Gajah tahun 1990, sampai kelas II SMP di SMP Swasta Timang Gajah, kelas III pindah ke SMP Negeri Singah Mulo (tamat tahun1993). Lalu, melanjutkan sekolahnya di STM Negeri Bireuen, jurusan Mesin Otomotif dan tamat tahun 1997. Tahun 1999, meneruskan S-1 di Fakultas Hukum Universitas Abulyatama dan tamat 2006. Tahun 2008, melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam-Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STAI-PTIQ) Banda Aceh Cabang Aceh Tengah untuk mendapatkan Akta Mengajar. 


Pada tahun 2009, Hasrin lulus seleksi CPNS di Aceh Tengah dan menjadi guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), ditempatkan di SMP Negeri 16 Takengon (Jagong Jeget) sampai tahun 2016. Lalu, diangkat sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 40 Takengon (Gemboyah). Sekarang (2022), Hasrin diamanahi sebagai Kepala SMP 33 Takengon (Kuyun)

Penulis : Aharuddin.
Editor    : Riga Irawan Toni