Jumat, 09 Desember 2022

Surat Keterangan Berbadan Sehat dari RSHPDN Diduga Tak Sesuai Fakta, Nitisen Minta Ini

Tags


 


BN Online, Takalar - Kasus surat keterangan berbadan sehat yang dikeluarkan pihak Rumah Sakit Haji Padjonga Daeng Ngalle(RSHPDN) kepada Cakades Syamsuddin Ja'far diduga palsu karena surat tersebut tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.

Sebagaimana telah dimuat media ini tentang pengakuan salah seorang Cakades(Calon Kepala Desa) Banggae, Syamsuddin Ja'far yang merasa heran saat pertama kali menerima surat keterangan berbadan sehat itu, di rumahnya. Karena dirinya merasa tidak rontgen dan diperiksa darahnya.


Syahdan, Awing sapaan karib Syamsuddin Ja'far juga menyebut seorang pegawai yang meminta dirinya untuk datang ke . RSHPDN.

Pemberi informasi berharap agar saya datang pagi-pagi, sebelum banyak orang, takutnya ada yang melihat, lalu bertanya kenapa diperiksa ulang, tutur Awing

Alasan pemberi informasi mengapa saya harus diperiksa ulang karena pemeriksaan belum lengkap. Lalu isteri saya bertanya, kenapa belum lengkap baru sudah ada itu suratnya? Alasan pemberi informasi, soal Cakades sendiri kurang tau, nanti temanku yang jelaskan, ungkap Awing.


Kasus dugaan surat keterangan palsu yang digunakan untuk mengikuti tahapan Pilkades, mengarah ke ruang publik media ini menerima tanggapan beragam dari Nitisen alias warganet 


Salah satu warganet yang mengaku pengurus LCKI(Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia) Sulsel, Andipa, SH, melalui telepon WhatsApp Jumat(9/12/2022). Tegas mengatakan, "Surat keterangan yang tidak sesuai fakta, itu namanya palsu. Apalagi yang berhubungan dengan kondisi kesehatan seseorang.

Olenya itu LCKI mendesak IDI untuk segera memeriksa kembali rekam medis para calon Cakades dan memberi sangsi kode etik kedokteran kepada semua tenaga dokter yang terlibat

Kemudian berdasarkan pasal 108 KUHPidana diharapkan kepada pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan atas tuduhan tuduhan palsu tersebut.


Senada dengan LCKI, seorang warganet yang mengaku dirinya aktivis dan tinggal di Takalar melalui media sosial WhatsApp, Kamis (12/8/2022) mengatakan, "
Kami minta Dirut RS Pajonga segera diperiksa IDI, Karena ada dugaan proses pemeriksaan kesehatan Cakdes di Takalar tidak sesuai SOP.


Lanjut Dia, "Meski Pilkades telah selesai namun dalam perjalanan itu adanya informasi dari pihak-pihak Cakdes adanya dugaan tidak sesuai SOP dalam pemeriksaan Cakades di Takalar oleh pihak RS Pajonga Dg Ngalle itu harus di usut tuntas oleh pihak Ikatan Dokter Indonesia."


Ini rillis tertulis dari warganet yang tak ingin namanya dimediakan 
"Kami minta dirut RS pajonga segera diperiksa IDi Krn ada dugaan proses dugaan pelanggaran kesehatan Cakdes di takalar tdk sesuai SOP.
Meski Pilkades telah selesai namun dalam perjalanan itu adanya informasi dari pihak2 Cakdes adanya dugaan terjadi tdk sesuai SOP dalam pemeriksaan Cakades di takalar oleh pihak RS pajonga Dg ngalle itu harus di usut tuntas oleh pihak Ikatan Dokter Indonesia."


Sementara itu Nitisen bernama Andi Melanti menulis pesan melalui platform media sosial WhatsApp, Kamis (12/8)2022 ).
“Kejahatan sudah merajalela di berbagai kalangan masyarakat dan instasi instasi pemerintah era sekarang ini perlu kita semua hati hati.”(M.Said Welikin)

Editor : Nasution