Jumat, 26 Agustus 2022

Malam Ini,Ada Bincang Sosok,Peran,dan Pejuang Kolonel Muhammad Din saat Agresi Militer Belanda

Tags

Malam Ini,Ada Bincang Sosok,Peran,dan Pejuang Kolonel Muhammad Din saat Agresi Militer Belanda 
BN Online ; Pusat Kajian Kebudayaan Gayo kembali menggelar bincang pejuang Gayo. “Masih membahas pejuang Gayo dalam mempertahankan Indonesia dari kolonial. Ini kegiatan keempat selama bulan Agustus dan perbincangan ke-28 selama lima bulan, Maret-Agustus 2022. Untuk mengisi momentum Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia,” kata Yusradi Usman al-Gayoni, Jumat (26/8/2022). 

Dilanjutkan Yusradi, perbincangan Pusat Kajian Kebudayaan Gayo kali ini membahas Kolonel Muhammad Din. “Bagaimana sosok, peran, dan perjuangan Kolonel Muhammad Din saat agresi militer Belanda, tahun 1946-1949. Sebagai kolonel pertama di Sumatera, Kolonel Muhammad Din sangat berperan dalam menyatukan kekuatan militer dan menggerakkan pemerintah daerah di Aceh dan Sumatera Utara. Banyak informasi tentang Kolonel Muhammad Din yang berasal dari Kabupaten Gayo Lues yang belum diketahui masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Aceh, termasuk di Gayo sendiri. Kolonel Muhammad Din seperti tenggelam ditelan sejarah. Padahal, kiprahnya luar biasa sekali dalam melawan kolonial Belanda dan dalam mempertahankan Indonesia saat agresi militer Belanda,” sebut Yusradi. 

Melalui kegiatan Bincang Pusat Kajian Kebudayaan Gayo, sambung pendiri sekaligus pengelola Perpustakaan Gayo itu, diharapkan bisa melengkapi informasi perjuangan orang Gayo dalam melawan kolonial, mulai dari sebelum 1904, setelah Belanda menaklukkan Indonesia di mana Gayo sebagai daerah pertahanan terakhirnya (1904), saat perintis kemerdekaan, dan saat agresi militer Belanda. “Jadi, peran, perjuangan, dan kontribusi masyarakat Gayo benar-benar lengkap dalam mempertahankan eksistensi Republik Indonesia dalam melawan penjajah. Banyak pejuang dan masyarakat yang berperan, tua-muda, besar-kecil, langsung-tidak langsung. Fakta-fakta ini yang mesti diteliti, dipublikasikan ke publik, didokumentasikan dengan baik, dan diwariskan kepada generasi Indonesis mendatang, terutama generasi Gayo,” pungkas Yusradi. 

Disebutkan Yusradi, terkait calon pahlawan nasional dari Gayo, perlu diusulkan secara resmi oleh pihak-pihak terkait di Gayo (Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Bener Meriah). “Kalau bisa, semua diusulkan. Namun, untuk pahlawan nasional, ada syarat khusus dari Pemerintah Pusat. Syarat ini yang mesti dipenuhi. Tinggal, dilihat, dari seluruh pejuang dari Gayo, siapa yang memenuhi persyaratan. Biar fokus, bisa diusulkan, dan nantinya diharapkan bisa ditetapkan Pemerintah Pusat. Pasalnya, dari delapan pahlawan nasional asal Aceh, mulai dari Teuku Muhammad Hasan, Teuku Nyak Arif, Cut Nyak Mutia, Teuku Umar, Cut Nyak Dhien, Teungku Chik Ditiro, Sultan Iskandar Muda, sampai Laksamana Malahayati, yang sudah ditetapkan Pemerintah Pusat, satu pun belum ada dari Gayo. Padahal, orang Gayo juga ikut berjuang melawan kolonial, ikut memperhankan Republik Indonesia, dimensi perjuangannya sampai ke luar Aceh, bahkan ke Jawa, tidak kalah heroik, dan sangat merepotkan penjajah,” kata Yusradi. 

Bincang “Sosok, Peran, dan Perjuangan Kolonel Muhammad Din,” ungkap Yusradi, akan diadakan secara terbuka melalui Zoom Meeting, Jumat malam (26/8/2022) mulai pukul 19:30-21:00 WIB, dengan narasumber sejarawan/akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Johan Wahyudi, M.Hum. dan cucu Kolonel Muhammad Din Uwin Bahramsyah. Bincang tersebut bisa diikuti melalui tautan Zoom Meeting https://us02web.zoom.us/j/87302415917?pwd=UnNYZzVtakRBUWZiQ2hzVWVtT0NyUT09, Meeting ID: 873 0241 5917, dan Passcode: 102729

Penulis : Aharuddin.
Editor   : Riga Irawan Toni