Selasa, 08 April 2025

Munafri: Insinerator Solusi Mendesak untuk Sampah Kota Makassar

 


BN Online, Makassar – Pemerintah Kota Makassar terus mengupayakan solusi strategis dalam menangani persoalan sampah yang semakin mengkhawatirkan. Salah satu langkah konkret yang tengah dipersiapkan adalah penggunaan alat insinerator sebagai bagian dari teknologi pengolahan limbah modern.


Insinerator merupakan alat pembakar limbah padat yang bekerja dengan sistem pembakaran pada suhu tinggi. Teknologi ini diyakini mampu mengurangi volume sampah secara signifikan dan mempercepat proses pengelolaan limbah, terutama dari sumber rumah tangga.


Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyampaikan bahwa persoalan sampah di Makassar telah mencapai titik darurat. Hal ini diungkapkannya dalam Rapat Koordinasi Lingkup Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang digelar di Kantor Balaikota Makassar, Selasa, 8 April 2025.


Rapat tersebut turut dihadiri oleh Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, beserta jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lainnya. Dalam kesempatan itu, Munafri menekankan pentingnya langkah cepat dan terarah dalam menangani krisis ini.


"Persoalan sampah di Makassar bukan lagi sekadar isu lingkungan, tapi sudah menjadi masalah krusial yang perlu penanganan menyeluruh," ujar Munafri yang akrab disapa Appi.


Ia menjelaskan bahwa Pemkot Makassar kini menyiapkan solusi jangka pendek dan jangka panjang. Salah satu langkah mendesak adalah menghadirkan insinerator sebagai bagian dari sistem pemilahan dan pengolahan sampah yang lebih efisien.


"Jika anggarannya memungkinkan, kita akan alihkan untuk pengadaan insinerator. Ini bisa mengurangi beban ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) secara signifikan," ungkapnya.


Sebagai langkah awal, Munafri akan memanggil Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk segera menyusun rancangan anggaran dan memasukkan pengadaan insinerator ke dalam perubahan anggaran tahun ini agar dapat segera dieksekusi.


Menurutnya, efisiensi pengelolaan sampah rumah tangga bisa memberikan dampak besar. "Misalnya, dari 10 ton sampah rumah tangga yang diproses, bisa jadi hanya tersisa 1 ton residu. Ini pengurangan yang sangat signifikan," jelasnya.


Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi dengan pelaku teknologi pengolahan sampah. Munafri menilai bahwa kerja sama dengan pihak yang memiliki kompetensi di bidang ini dapat membuka peluang solusi yang lebih inovatif.


Tak kalah penting, edukasi kepada masyarakat juga menjadi perhatian. Pemkot akan mempercepat sosialisasi tentang pemilahan sampah dari rumah, khususnya antara sampah organik dan nonorganik.


"Kalau infrastrukturnya siap, pemilahan akan jauh lebih mudah dilakukan. Saat ini kita masih mengkaji apakah butuh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) khusus untuk ini," tambahnya.


Dengan berbagai langkah tersebut, Pemerintah Kota Makassar berharap bisa segera keluar dari situasi darurat sampah dan membangun sistem pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan serta ramah teknologi. "Kondisi darurat ini menuntut keputusan cepat. Anggaran yang sebelumnya direncanakan untuk motor listrik armada sampah kini kita alihkan untuk insinerator, karena ini lebih urgen," tutupnya.


Red*

News Of This Week