BN Online, Palu,Sulteng----Ikatan Wartawan Online (IWO) Sulawesi Barat tiba di Sulawesi Tengah tepatnya di Kabupaten Donggala Palu dan Sigi dengan bekerjasama Yayasan karampuang.Sabtu, (12/10/18).
Relawan IWO Sulbar dan Relawan Yayasan Karampuang menghibur pengungsi terutama anak-anak yang trauma akibat gempa, tsunami dan yang melanda daerah mereka.
Selain membawa mainan, rombongan IWO Sulbar dan Yayasan Karampuang juga akan menggandeng beberapa Tim traumah healing yaitu Kak Dian, Kak Adam dan Kak Nanna.
Ketua IWO Sulbar, Muh Basri Sangkala oleh media menuturkan bahwa inisiatif IWO Sulbar dan Yayasan Karampuang setiba di Sulawesi Tengah langsung menghibur anak-anak di pengungsian.
ketua dan beberapa pengurus inti IWO Sulbar Pasca bencana gempa, tsunami dan likuifaksi telah terjun langsung ke Sulawesi Tengah dan ikut menjadi relawan untuk mengevakuasi korban bencana alam.
"IWO Sulbar bersama dengan Yayasan Karampuang akan tinggal beberapa hari di lokasi pengungsian di Kabupaten Donggala Palu dan Sigi untuk menghibur anak-anak di sana. karena, setelah hampir 2 minggu melakukan misi kemanusiaan di sana faktanya kami melihat anak-anak di sana masih trauma pasca gempa yang terjadi 28 September 2018 kemarin” Ujar Pria yang akrab di Sapa Daeng Ribas ini.
Rombongan juga membawa beberapa orang yang pandai untuk berdongeng untuk anak-anak dan juga beberapa orang yang pandai memainkan musik untuk menghibur para pengungsi.
Muh.Basri Sangkala berharap, semoga bantuan kemanusiaan serta mainan anak yang dibawa oleh IWO Sulbar dan Yayasan Karampuang nantinya dapat sedikit mengobati trauma para pengungsi di sana terutama anak-anak.
” Saya berharap semoga beberapa mainan serta beberapa anggota tim dengan berbagai keahlian dapat menghibur para pengungsi terutama anak-anak di pengungsian nantinya” tutup Ketua IWO Sulbar.
Seperti diketahui, 28 September 2018 lalu, telah terjadi bencana alam berupa gempa tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah tepatnya di Kabupaten Donggala, Palu dan Sigi.
Akibat gempa 7,4 magnitudo ini pula, lebih dari 2000 jiwa melayang di Sulteng serta membuat puluhan ribu masyarakat dari lansia sampai anak-anak mengungsi karena tempat tinggal mereka porak-poranda bahkan rata dengan tanah.(Anwar Paturusi).
Editor : | BN Online | Dny