BN Online, Makassar---Penjabat Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb meresmikan lokasi percontohan rise yang diadakan oleh Monash University dan ADB (Asian Development Bank) di RT 1/RW 1, Kelurahan Batua, Sabtu (19/10/2010).
Lokasi yang awalnya terbilang kumuh ini diubah menjadi kawasan layak huni dengan memperbaiki lingkungan lewat infrastruktur air, dan sanitasi yang berkelanjutan. Program ini merupakan bagian dari program penelitian aksi global revilitasi pemukiman kumuh dan lingkungan atau Revitalising Informal Settlements and their Environments (RISE).
Iqbal Suhaeb dalam sambutannya mengharapkan dengan adanya perbaikan kawasan kumuh pertama di Makassar dapat ditindaklanjuti untuk kawasan lainnya agar dapat menjadikan Makassar menjadi kota sehat, nyaman, dan aman.
“Batua merupakan salah satu kawasan kumuh yang ada di Makassar, dan hari ini kita bisa saksikan upaya perbaikan layak huni. Ada 3 unit mesin pelumat tinja yang dipasang untuk memenuhi kebutuhan septi tank warga sekitar. Ini sudah membantu penduduk tidak lagi membuat di masing-masing rumah,” katanya.
Selain itu, Iqbal Suhaeb berpesan ke semua warga sekitar agar menjaga apa yang sudah dibangun dan sadar akan lingkungan sekitar.
“Dana yang digunakan untuk perbaikan ini tidak sedikit, saya minta ke semua wargaku tolong kita jaga aset ta. Ini lingkungan ta, tolong dijaga agar terlihat lebih asri, nyaman, dan bersih,” tambahnya.
Peresmian ini dihadiri oleh Richard Mathews selaku Australian Consul General Makassar, Bambang Susantono Vice President Asian Development Bank, Muhammad Arsyad Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Professor Tony Wong CRC for Water Sensitive Cities, Professor Diego Ramirez Lovering Monash Art Design and Architecture, Anna Leersnyder Monash Art Design and Architecture, Eamon Casey South East Water, dan Ihsan Latief.
Sebagai percontohan, Batua ditampilkan melalui pendekatan RISE yang mengintegrasikan infrastruktur seperti rawa buatan, kebun biofiltrasi, pemanenan air hujan, dan sistem sanitasi lokal berdasarkan septi tank baru yang smart ke dalam bangunan dan lanskap.
Sistem yang sangat sederhana ini didasarkan pada media pasir dan kerikil juga tanaman untuk air bersih. Transformasi ini sangat membantu masyarakat sekitar utamanya dalam hal pengadaan toilet.
Rencananya dalam waktu dekat, RISE kembali akan melakukan perbaikan di 6 kawasan kumuh lainnya yang ikut serta dalam program penelitian. (Nurdiyana)
Editor : | BN Online | Dny