Selasa, 11 Juni 2024

Anggota DPRA diduga lakukan Pengadaan Fiktif Via BRA

Tags


BN Online _ Aceh Jaya : Bantuan Hand Traktor dari Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Kembali jadi perbincangan, kali ini salah seorang warga Babah Dua Kecamatan Indra Jaya Kabupaten Aceh Jaya mengaku belum menerima bantuan tersebut hingga saat ini.

Kekecewaan itu disampaikan Rizuwwan yang juga merupakan korban konflik dari Aceh Jaya yang merasa dipermainkan atas bantuan yang bersumber dari salah satu Dana Pokok Aspirasi (Pokir) anggota DPRA itu.

"Barangnya belum kita terima hingga saat ini, surat tanda terimanya sudah ada sama kita yang fotocopy, kita tanda tangan diatas materai, untuk jenis barangnya dalam bentuk hand traktor dengan besaran harga unit Rp. 43.190.000, yang  harusnya sudah kami diterima pada akhir 2023 lalu,”  Ucapnya melalui telpon seluler. Selasa,(11/06/2024).

Untuk pengajuan tersebut sudah dua kali dilakukan namun belum ada kejelasan terkait barang yang akan dirinya terima.

"Surat serah terima itu pun yang soft kopi bukan yang asli dikasi sama kita. Itu surat pengajuan kedua kalinya, kita g tau kejelasannya gimana, apa surat kita dalam tong sampah dibuanhnya atau bagaimana itu yang enggak tau kita." Tegasnya.

Jelas Rizuwwan, dirinya mengajukan proposal bantuan hand traktor pada awal tahun 2023 bersama beberapa orang lainnya atas permintaan anggota DPRA, Azhar Abudurahman.

"Ya karena kita korban konflik dulunya, karena ada permintaan kita mengajukan, kalau seperti ini kan kita merasa dirugikan atas biaya yang telah kita keluarkan dalam pengurusan." Tuturnya.

Dalam surat serah terima barang nomor 002.B/BAST/BRA/X/2023 disebutkan bahwa hand traktor tersebut telah diserahkan oleh Muhammad sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Sekretariat BRA.

"Ya suratnya nya ada tapi yang fotocopy sama kita, sudah kita tandatangan tapi barang nya sampai sekarang tidak sampai." Jelasnya kembali.

Rizuwwan, Meminta jika tidak dapat diberikan barang berupa hand traktor maka dirinya meminta untuk BRA mengganti biaya yang telah dihabiskan oleh dirinya dalam pengurusan permohonan itu.

" Kita sudah mengeluarkan banyak uang untuk mengurus barang tersebut yang merupakan hand traktor jadi jika tidak diberikan untuk saya maka kembalikan saja anggaran yang sudah Kita keluarkan." Jelasnya.

 “Kita menduga ini (bantuan) fiktif, nama kami hanya dipakai untuk proses pertanggungjawaban mereka, padahal itu kan uang negara yang korbannya rakyat,” Demikian Rizuwwan.

Pengirim Berita : Banta
Editor : Riga Irawan Toni