Selasa, 09 Mei 2017

KOPEL Indonesia dan LMPI Sulsel Programkan Pendidikan Investigasi di Sulsel

Tags

Senin, 08 Mei 2017 | 17:00 | Wita


BN Onlune, Makassar---Markas Daerah Laskar Merah putih Indonesia Sulawesi Selatan akan bersama  dengan Komite Pemantau Legislatif (KOPEL) Indonesia  untuk membuka kelas pendidikan investigasi  di Sulawesi Selatan untuk melahirkan investigator ulung sehingga kerja- kerja investigasi di lapangan tidak asal-asalan.

Rencana kerjasama ini lahir dari kunjungan Ketua dan pengurus Markas Daerah Laskar Merah Putih Indonesia Sulawesi Selatan dan Kota Bogor di sekretariat Kopel Indonesia yang bertempat di Kota Bogor Jawa Barat pada hari Sabtu, 6 Mei 2017.

Ketua LMPI Sulsel, Andi Nur Alim, Mengatakan Pendidikan Investigasi sangat di butuhkan LMPI Sulsel karena menjadi program prioritas untuk pengembangan sumber daya manusia bagi internal LMPI dan eksternal LMPI yang ingin menjadi investigator yang  profesional dan ini telah di buktikan pada 9 Desember 2016 lalu LMPI Sulsel mendapat penghargaan dari Kejati Sulsel yang diserahkan oleh Gubernur Sulsel".tuturnya

Direktur KOPEL Indonesia, Syamsuddin Alimsyah juga mengatakan pendidikan investigasi sangat penting untuk memperdalam kerja-kerja investigasi, Meningkatkan kapasitas  untuk membekali diri agar penelusuran/tracking atas obyek yg jadi sasaran tidak kesulitan dalam mendapatkan informasi dengan benar dan membongkar praktik-praktik korupsi yang merugikan Masyarakat dan Negara".

"Pendidikan investigasi yang akan di laksanakan oleh LMPI Sul-Sel dan KOPEL Indonesia mendapat dukungan dari Penggiat Anti Korupsi di sulawesi selatan",tandasnya.

Salah satu penggiat anti korupsi Djusman Ar, mengatakan niat dan rencana di buka kelas pendidikan investigasi  adalah sangat mulia demi kepentingan masyarakat umum yang memang sudah menjadi hak masyarakat dalam mendapatkan ilmu dalam menyelamatkan kerugian Negara yang diakibatkan oleh tindakan para koruptor.

"Kelas Pendidikan investigasi yang rencananya untuk tahap awal akan di laksanakan di Makassar pada pertengahan 2017 dengan peserta 20-30 peserta dengan pemateri dari Kopel Indonesia, akademisi dan penggiat anti korupsi baik di Sulawesi Selatan maupun dari Pusat", ungkapnya.(*)


Editor : BN | Sulsel | Dny