Kamis, 24 September 2020

Peran Industri Perkebunan Kelapa Sawit dalam Pembangunan


BN Online, Pasangkayu
--Salah satu komodity unggulan di Provinsi Sulawesi Barat adalah kelapa sawit . Tidak kurang dari 50 % penduduknya yang bermukim di 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Mamuju . Mamuju Tengah dan Pasangkayu menggantungkan hidupnya dari usaha industri perkebunan kelapa sawit ini . 


Kondisi tanah yang subur , didukung dengan curah hujan yang cukup menjadikan kelapa sawit tumbuh subur di daerah ini. Selain perkebunan kelapa sawit yang di kelola perusahan swasta nasional , masyarakat juga sudah familier dengan komodity ini , baik melalui sistem plasma maupun yang di usahakan secara mandiri. Selain pabrik pengelohan kelapa sawit, daerah ini juga memiliki akses pelabuhan sendiri sehingga untuk kegiatan pengapalan / pemasaran tidak mengalami kendala yang berarti . 


Dengan pola kemitraan yang telah berjalan selama ini antara perusahaan dengan masyarakat petani plasma dan swadaya telah tercipta iklim usaha yang saling menguntungkan semua pihak demi kemajuan daerah . Digitalisasi usaha industri perkebunan sebagai kebutuhan Saat ini industri perkebunan kelapa sawit juga telah banyak melakukan revolusi dengan memanfaatkan teknologi dalam pengelolaan usahanya, hal tersebut bukan saja karena sekedar mengikuti trend tetapi memang pemanfaatan teknologi sudah menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa di hindari. Kecepatan dan akurasi data sangat di perlukan untuk mempermudah pengambilan keputusan secara cepat ,tepat dan efisien.


Khusus PT. Astra Agro , program digitalisasi sudah di kembangkan sejak tahun 2017 yang lalu . Setiap pekerjaan di buatkan system yang berbasis teknologi dan terhubung langsung dengan layar monitor yang ada di kantor pusat. Kita mengenal program AMANDA , DINDA dan MELLI yang masing – masing untuk memonitor pekerjaan di bagian operasional tanaman di level supervisi ( mandor ), staff dan operasional bagian pabrik di tingkat supervisi dan staff. Dengan program tersebut setiap detail operional mulai dari kegiatan persiapan kerja (apel ), selama kerja dan selesai kerja untuk perencanaan kerja hari berikutnya secara detail dan termonitor setiap saat. Dalam masa pandemik ini, program digitalisasi AMANDA , DINDA dan MELLI sangat terasa manfaatnya di saat kita semua memiliki keterbatasan untuk tatap muka secara langsung. Pimpinan di kantor pusat tidak harus ke lapangan untuk mengetahui apa yang terjadi di lapangan dengan cukup melihat monitor yang terpampang di kantor pusat. Demikian juga karyawan dan pimpinan yang ada di lapangan bisa berkomunikasi langsung dengan pimpinan di kantor pusat untuk mendiskusikan setiap permasalahan yang muncul di lapangan sehingga keputusan dapat diambil dengan segera. 


“Kami pantas bersyukur selama pandemik covid 19 ini operasional kebun tetap berjalan dengan baik dengan mengikuti semua protokol kesehatan yang dikeluarkan pemerintah maupun perusahaan dan dalam kesempatan ini saya mewakili staff dan karyawan mohon maaf jika kami melakukan pembatasan – pembatasan akses masuk ke wilayah kerja kami , semata mata kami lakukan untuk kebaikan dan keselamatan bersama ” jelas Teguh Ali Musiaji selaku CD Area Manager PT Astra Agro Disisi lain , program digitalisasi ini juga menjadi daya tarik bagi generasi milenial untuk berkarya di industri kelapa sawit . 


Perkebunan kelapa sawit di indentikkan dengan jauh dari pusat kota , keterbatasan akses dan lain sebagainya , dengan system digitalisasi ini menjadikan semuanya lebih mudah. Karena bagaimanapun juga industri perkebunan kelapa sawit telah menjadi kebanggaan bangsa Indonesia sekaligus sebagai salah satu kekuatan ekonomi bangsa Indonesia. Menurut data yang di keluarkan dari Gabungan Pengusahan Kelapa sawit Indonesia ( GAPKI) , komodoty kelapa sawit telah menjelma menjadi usaha yang memberikan sumbangan devisa terbesar bagi Indonesia , tercatat nilai ekspor produk ini pada tahun 2019 saja tercatat Rp. 318,78 T . Belum lagi jika dilihat dari serapan tenaga kerja yang terlibat dalam industri ini , tidak kurang dari 17 juta jiwa masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari industri kelapa sawit , baik langsung maupun tidak langsung, sebuah angka yang luar biasa besar. Bersama membangun lingkungan. 


Salah satu pilar pembangunan masyarakat PT Astra Agro adalah pembangunan lingkungan . Dimana sebagai implementasi dari pilar tersebut PT Astra Agro melalui anak perusahaanya yaitu PT. Letawa dan PT Mamuang telah melakukan penanaman mangrove di pesisir pantai Desa Jengeng Raya dan Desa Tikke Kecamatan Tikke Raya serta Desa Pedongga Kecamatan Pedongga . Rustam , selaku staff bagian konservasi lingkungan menjelaskan , 


“Kami memiliki program terkait dengan konservasi lingkungan , salah satunya adalah penanaman mangrove . Tercatat sejak di canangkan program penanaman mangrove pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2020 ini kami telah menanam mangrove sebanyak 292.500 pokok yang terdiri dari jenis rhizophora stylosa, rhizophora apiculata ,rhizophora mucronata , sorenatia ,avicennia marina di pesisir pantai Desa Jengeng Raya, Tikke dan Pendongga,” “Saat ini kondisi mangrove , apalagi yang di tanam pada tahap tahap awal program telah memberi dampak positif bagi perbaikan kondisi lingkungan serta telah menjadi tempat yang baik bagi tumbuh kembangnya biota biota laut,” tambah Rustam yang merupakan lulusan fakultas kehutanan dari Universitas Tadulako Palu ini. 


Program penanaman mangrove tersebut juga telah menciptakan tempat tempat wisata lokal yang sangat berpotensi di kembangkan di waktu waktu mendatang. Atas kerja keras ini, PT. Letawa di anugerahi piala Kalpataru sebagai pemerhati lingkungan pada tahun 2014. Piala di serahkan langsung wakil presiden kala itu Bapak Budiono. Tentu hal tersebut bukan saja menjadi kebanggan PT. Letawa tetapi juga masyarakat Kabupaten Pasangkayu umunya . Selain itu , untuk mendukung program pendidikan nasional , PT Astra Agro juga melengkapi sarana pendidikan disetiap tempat usahanya mulai dari tingkat Taman Kanak kanak ( TK ) hingga Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) lengkap dengan guru dan sarana pendukungnya. 


Walupun sekolah sekolah tersebut di bangun di areal HGU perusahaan tetapi juga terbuka untuk siswa siswi dari masyarakat , selama kapasitasnya masih mencukupi. “Saat ini sekolah sekolah yang ada dilingkungan kebun PT Astra Agro , 30% di antaranya adalah masyarakat luar non karyawan “, ungkap Teguh. Banyak sudah prestasi yang di catatkan sekolah sekolah di lingkup perusahaan baik di tingkap kabupaten/kota , provinsi maupun nasional . 


Kita berharap semoga program program tersebut dapat terus berjalan sebagaimana mestinya dan memberi manfaat yang sebesar besarnya untuk kemajuan bangsa. Di akhir pertemuan , Teguh Ali Musiaji tidak lupa mengucapkan , “Selamat ulang tahun untuk Provinsi Sulawesi Barat yang ke 16 semoga di usianya yang masih relatif muda ini Sulawesi Barat terus bergeliat membangun wilayah menuju masyarakat yang lebih sejahtera , damai dan berkeadilan.” (E. Syam/*) 



 Editor : | BN Online | Dny