Jumat, 01 April 2022

Ini Yang Dilakukan UPT SPF SD Negeri Pongtiku 1 dan 2 Peringati Hari Kebudayaan Makassar

 


BN Online, Makassar -- UPT SPF SD Negeri Pongtiku 1 dan 2 Makassar meriahkan hari kebudayaan kota Makassar yang ke-4, 1 April Tahun 2022, beralamat Jalan Pongtiku No.78 Kelurahan Timungan Lompoa, Kecamatan Bontoala, Jumat (1/4/2022).


Hal tersebut dilakukan demi merayakan Hari Kebudayaan Kota Makassar yang dimulai sejak empat tahun lalu.


"Hari ini semua siswa ikut merayakan hari kebudayaan kota Makassar, dibuka langsung oleh Lurah Timungan Lompoa," tutur Kepala Sekolah UPT SPF SD Negeri Pongtiku 1 Hj.Naslia.



"Khusus hari ini kebanyakan kota Makassar yang ke-4, 1 April Tahun 2022, semua siswa-siswi, guru dan orangtua siswa ikut memeriahkannya," lanjutnya.


Tempat terpisah, Kepala UPT SPF SD Negeri Pongtiku 2, Nismawati, S.Pd mengatakan ini merupakan hari Kebudayaan Kota Makassar, dengan cara semua siswa-siswi dan guru ke sekolah menggunakan busana adat.


"Para siswa-siswi dan guru juga ikut menggelar upacara memperingati hari budaya kota Makassar,"tutur .


Setelah upacara, siswa melakukan karnaval berkeliling disekitar  sekolah dilanjutkan dengan penilaian kue tradisional antar kelas. Selain itu pihak sekolah juga menyajikan ganrang bulo, tari adat tradisional dan para siswa-siswi melanjutkan dengan mengikuti panggung aksi.


"Ada tiga jenis lomba yang diadakan. Fashion show, menyanyi lagu daerah, dan lomba hias kue tradisional,"paparnya.


Kue tradisional ini dibawa oleh siswa dan orangtuanya, yang sebelumnya telah dibagi perkelas.


"Saya cuma sampaikan ke siswa bawa sebisanya saja," kata Nismawati.


"Alhamdulillah, ternyata banyak orangtua siswa yang membawa kue tradisional. Ini diluar dugaan sebelumnya," tambahnya.


Nismawati menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan perayaan ini juga telah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya, namun tidak semeriah ini.


"Ini juga arahan dari pak Walikota Makassar Danny Pomanto," ucapnya.


Ia berharap melalui kegiatan ini siswa bisa lebih mudah memahami budaya yang ada di sekitarnya, sehingga budaya daerah tetap lestari dan dipahami oleh para pembelajar.


Bukan hanya siswa, kata Nismawati, tetapi para orangtua siswa yang hadir juga bisa belajar memahami budaya yang ada. Budaya yang dimaksud seperti lagu daerah, pakaian adat, serta kue tradisional yang dibawa hari ini.


"Kami berharap anak-anak dan orangtuanya dapat memahami budayanya sendiri, sehingga budaya kita ini tetap dapat dilestarikan," harapnya. (*)